Surabaya, 18 September 2025 --- Kegiatan International Conference on Islamic Counseling Studies (ICONICS) dilaksanakan pada hari Kamis tangal 18 September 2025 di Amphitheater UIN Sunan Ampel Surabaya yang dihadiri oleh mahasiswa, dosen dan akademisi baik dari dalam maupun luar negeri. Acara ini juga turut dihadiri oleh pimpinan UIN Sunan Ampel Surabaya, antara lain, Rektor Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad.Dip., SEA., M.Phil., Ph.D., Wakil Rektor III Dr. Abdul Muhid, M.Si., serta Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Dr. Moch. Choirul Arif, S.Ag., M.Fil.I.. Kegiatan ini menghadirkan pemateri dari Malaysia dan Brunei Darussalam. Tema dalam kegiatan conference ini adalah Islamic Counseling and Family Resilience in The Digital Age: Towards Sustainable Holistic Well-Being.
Narasumber 1, Associate Professor Dr. Norazlina Binti Zakaria dari Malaysia dengan topik Theological Foundations of Family Resilience in Islam: Guidance for The Digital Age menegaskan bahwa ketahanan keluarga dalam Islam bertumpu pada fondasi teologis yang kokoh. Dalam era digital, penting bagi keluarga muslim untuk menyesuaikan nilai-nilai Islam dengan tantangan modern tanpa kehilangan identitas spiritual. Selain itu juga diperlukan sinergi antara pendidikan agama, komunikasi keluarga, dan penggunaan teknologi secara bijak.
Narasumber 2, Lt. (B) Diny Bin Haji Karim dari Brunei Darussalam dengan topik Counseling for Muslim Youth on Digital Ethics and Family Responsibilities mengutarakan bahwa konseling Islami harus adaptif dengan realitas digital dan psikologi remaja masa kini. Oleh karena itu perlu kolaborasi antara konselor, orang tua, guru, dan lembaga dakwah. Remaja muslim perlu dibekali ilmu, iman, dan karakter agar mampu menavigasi era digital tanpa kehilangan arah sebagai seorang muslim.
Narasumber 3, Dr, Dudy Imanuddin Efendi, M.Ag. dari Bandung dengan topik The Urgency of Developing Certification for Muslim Family Counselors in The Digital Era menjelaskan bahwa sertifikasi konselor keluarga muslim bukan hanya penting, tapi mendesak, terutama di era digital yang penuh tantangan, karena sertifikasi akan meningkatkan kualitas layanan konseling, menjamin kehalalan dan keabsahan praktiknya secara syar'i dan profesional, serta membangun kepercayaan masyarakat terhadap profesi ini. Oleh karena itu diperlukan kebijakan nasional dan dukungan dari lembaga keislaman serta akademik untuk merealisasikannya.
Narasumber 4, Dr. Agus Santoso, M.Pd.I. dari Surabaya dengan topik Islamic Sipiritual Psychotherapy Approach to Building Family Resilience mendeskripsikan bahwa pendekatan Islamic Spiritual Psychotherapy bisa menjadi metode yang efektif dalam membangun ketahanan keluarga muslim. Dengan memadukan pendekatan ilmiah dan spiritual, ISP mampu menghadirkan solusi yang menyeluruh untuk menjaga keseimbangan emosional, psikologis, dan spiritual dalam keluarga. Maka, penguatan dan implementasi pendekatan ini menjadi kebutuhan penting dalam membangun masyarakat Muslim yang sehat dan harmonis.
Berdasarkan pemaparan dari keempat narasumber, Dr. Isnanita Noviya Andriyani, M.Pd.I. selaku koordinator program studi Bimbingan dan Konseling Islam UIN Raden Mas Said Surakarta yang turut berpartisipasi dalam International Conference ini menyimpulkan bahwa dalam memperkaya keilmuan bimbingan dan konseling Islam maka diskusi seperti ini perlu dilakukan secara kontinyu bersama dengan lintas negara terkait pendekatan, tantangan, kolaborasi dan inovasi dalam mengembangkan konseling berbasis nilai-nilai Islam. (INA)